Wednesday, June 19, 2013

landasankomunikasi

PEMBAHASAN

1.       Landasan Komunikasi[1]
Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communicare yang berarti sama. Sama disini maksudnya sama dalam hal pengertian dan pendapat antara komunikator dan komunikan. Secara etimologis, komunikasi berasal dari kata to communicate, yang menurut Longman Dictionary of Contemporary English definisi  communicate adalah upaya untuk membuat pendapat, menyatakan perasaan, menyampaikan inforamasi, dan sebagainya agar diketahui orang lain. Komunikasi merupakan peristiwa social dan terjadi ketika manusia berinteraksi dengan manusia lainnya, yang terjadi dimana-mana tanpa mengenal tempat dan waktu, atau dengan kata lain, komunikasi dapat dilaksanakan “kapan saja dan dimana saja”.
          Pengertian Komunikasi menurut beberapa Ahli :
·                Effendy (1984) dalam Prabowo (2001):
          Istilah Komunikasi (bahasa Inggris: Communication) berasal dari perkataan Latin “Communicatio” dan bersumber dari kata “Communis  yang berarti sama. “Sama” disini maksudnya adalah sama makna.
·                Edgar Dale (1969) dalam Prabowo (2001) :
          Komunikasi adalah saling berbagi gagasan dan perasaan dalam suasana kebersamaan (The sharing of ideas and feeling in a mood of mutuality).
·                Wilbur Schamm (1977) dalam Prabowo (2001) :
          Komunikasi bersangkutan dengan segala cara dalam hal mana informasi dan gagasan saling dipertukarkan dan dibagi bersama.
·                Prabowo (2001) :
          Komunikasi adalah proses saling berbagi informasi dan gagasan/perasaan yang berupa simbol/ lambang yang mengandung arti/makna antar pihak sehingga menjadi milik bersama.
Pertama kalinya komunikasi disebut sebagai landasan dari teknologi pendidikan atau teknologi pembelajaran di tahun 1970 sehingga menjadi dasar pengembangan definisi teknologi pendidikan atau teknologi pembelajaran berikutnya.[2] Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran yang ada dalam kurikulum. Sumber pesannya bisa guru, peserta didik, orang lain, penulis buku, ataupun produser media pembelajaran. Penerima pesannya adalah peserta didik atau juga guru. [3]
Sering dijumpai suatu kegagalan dalam pembelajaran sebab lemahnya sistem komunikasi. Untuk itu, pendidik perlu mengembangkan pola komunikasi yang efektif dalam proses pembelajaran. Komunikasi yang baik merupakan komunikasi yang transaksional ada hubungan timbal balik. Oleh karena itu, untuik mencapai hasil belajar yang optimal dianjurkan agar pendidik membiasakan diri menggunakan komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi yaitu komunikasi yang tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antara pendidik dengan peserta didik, tetapi juga melibatkan interaksi dinamis antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lainnya.[4]

2.            Unsur dan bentuk komunikasi
Menurut Laswell komunikasi meliputi 5 unsur, yaitu[5] :
1. Komunikator (Communicator, Source, Sender) adalah pihak yang mengirim-kan pesan kepada pihak lain.
2. Pesan (Message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain
3. Media (Channel, media) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan.
4. Kommunikan (Communicant, Receiver, Recipient) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain.
5. Efek (Effect, Impact, Influence) tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
Dua bentuk komunikasi, yaitu[6] ;
a.         Komunikasi verbal
Dalam komunikasi verbal, informasi disampaikan secara lisan atau verbal melalui apa yang diucapkan dari mulut atau dikatakan, dan bagaimana mengatakannya.
b.        Komunikasi nonverbal
Komunikasi nonverbal atau nonlisan ini menggunakan isyarat (gesture), gerak gerik (movement), sesuatu barang, cara berpakaian atau sesuatu yang dapat menunjukan perasaan (expression) pada waktu yang sangat penting.

3.            Faktor- faktor yang mempengaruhi keberhasilan komunikasi[7]
Faktor faktor yang mempengaruhi kelancaran berkomunikasi, antara lain :
a.         Faktor pengetahuan, makin luas pengetahuan yang dimiliki seseorang, semakin banyak perbendaharaan kata yang dimiliki sehingga mempermudah berkomunikasi dengan lancar.
b.        Faktor pengalaman, makin banyak pengalaman dimiliki seseorang menyebabkan terbiasa untuk menghadapi sesuatu.
c.         Faktor intelegensi, orang yang berintelegensi rendah biasanya kurang lancer dalam berbicara karena kurang memiliki perbendaharaan kata dan bahasa yang baik.
d.      Faktor kepribadian, orang yang mempunyai sifat pemalu dan kurang bergaul, biasanya kurang lancer berbicara dibandingkan dengan orang yang pandai bergaul.
e.       Faktor biologis, antara lain disebabkan karena gangguan organ organ berbicara sehingga menimbulkan gangguan dalam berkomunikasi.

4.            Teori Komunikasi
A.   Teori Komunikasi Berlo (1960)
David K Berlo, komunikasi S-M-C-R (sources, message, channel, receiver) model ini dianggap pembaruan karena membawa implikasi dalam teknologi pembelajaran, yaitu dimasukannya orang dan bahan sebagai sumber yang merupakan bagian integral dari teknologi pembelajaran.[8]
Menurut teori Berlo ini dalam suatu KBM, pengajar adalah pengirim pesan yaitu materi ajar. Saluran digunakan untuk  menyampaikan pesan tersebut. Lalu peserta didik sebagai penerima pesan atau topik yang disampaikan oleh pengajar. Sedangkan umpan balik adalah respon pendidik terhadap pesan yang disampaikan oleh pengajar.[9]
Ada pula gangguan yang sering dijumpai karena kegagalan dalam pembelajaran sebab lemahnya sistem komunikasi. Untuk itu, pendidik perlu mengembangkan pola komunikasi yang efektif dalam proses pembelajaran.
Menurut teori ini proses pembelajaran di kelas merupakan aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap dan ketrampilan dan diharapkan pengajar mengembangkan kapasitas belajar, kompetensi dasar dan potensi serta memusatkan perhatian siswa secara penuh sehingga dapat ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran, mengembangkan cara- cara belajar mandiri, berperan dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian proses pembelajaran itu sendiri.[10]
Teori Berlo mengandung beberapa kelemahan dimana tidak dibedakannya antara sumber dan penerima karena peranan dapat berlangsung serentak dalam suatu komunikasi, tidak berlangsung antara individu melainkan dalam suatu realitas sosial, tidak ada awal dan akhir sepanjang manusia sadar akan diri dan lingkungannya.[11]

B.       Teori  Wilbur Schramm
Wilbur Schramm merupakan penyempurnaan dari teori Shannon dan Weaver dengan menambah dua unsur baru yaitu adanya lingkup pengalaman dan umpan balik.[12]Salah satu unsur  yang dalam proses komunikasi yang sangat menonjol peranannnya bagi Teknologi Pendidikan adalah media. Schramm merupakan seorang ahli komunikasi yang paling vocal dalam usahanya mengaplikasikan teori, model, dan hasil penelitian tentang media ke dalam bidang pendidikan yang merupakan garapan Teknologi Pendidikan.[13]
Buku Schramm yang terkenal adalah Big Media Little Media: Tools and Technology for Instruction (1977). Sesuai dengan judul buku tersebut, Schramm membedakan media besar yaitu yang kompleks dan mahal dan media kecil yang sederhana dengan biaya yang relatif murah. Dalam bukunya ini, Schramm mengkaji informasi yang ada mengenai pemilihan media untuk keperluan pembelajaran. Dia berusaha membuat generalisasi dan teori yang berhubungan dengan pemilihan media berdasarkan hasil-hasil eksperimen, bukti-bukti pedagogis, bukti-bukti ekonomis serta bukti-bukti dari lapangan. Beberapa diantara kesimpulan yang dianjurkan Schramm adalah sebagai berikut :
1.      Orang dapat belajar dari media, namun hasil eksperimen belum cukup memberi petunjuk tentang media apa yang paling efektif untuk terjadinya belajar dalam situasi tertentu.
2.      Penentuan media sebaiknya merupakan resultante dari analisis tugas belajar, analisis media itu sendiri dan analisis pembedaan individual diantara para pembelajar.
3.       Kode iconic (gambar, diagram, dll) sangat efektif untuk menarik minat.
4.      Media interaktif tak tersaingi kemampuannya memberikan umpan balik selama belajar, kecuali mungkin dengan komunikasi tatap muka.
5.      Proyek pembaruan pendidikan nasional (dengan menggunakan media komunikasi) mampu membawa perubahan penting, memperluas kesempatan belajar dan memberikan sumbangan dalam peningkatan mutu pendidikan, asalkan sejak awal dapat diintegrasikan tidak hanya dengan kebutuhan lokal melainkan juga dengan struktur kepemimpinan setempat.
6.      Penggunaan media pembelajaran sebagai suplemen pengajaran di kelas, akan efektif dan lebih mudah diterima oleh guru kelas.
7.      Pengajaran jarak jauh yang dilakukan dan didukung dengan media yang tepat dapat berlangsung dengan baik.[14]





[2] Harjali, Teknologi Pendidikan (Ponorogo: Stain PO, 2011), 80.
[3]Bambang Warsito, Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya (Jakarta:Riveka Cipta, 2008), 128.
[4]Ibid.
[7]Ibid.
[9] Dewi Salma Prawiradilaga, Prinsip Disain Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group). 2008, 23.
[10]Harjali, 81-82.
[11]Ibid, 92- 94.
[14] Ibid.